Suta Gosvami berkata, “Kepada kepribadian itu yang semua dewa, dipimpin oleh Brahma, memuji, yang dilihat oleh para yogi sempurna di dalam hatinya, setelah terpusat dalam Samadhi, kepada personalitas Tertinggi Tuhan Yang Mahaesa itulah, aku bersujud penuh hormat.”
“Ketika punggung Tuhan Kurma digaruk oleh batu-batu tajam Gunung Mandara, yang berputar-putar, gesekan tersebut menyebabkan Tuhan Kurma mengantuk. Pernapasan Tuhan Kurma menimbulkan angin, dan dalam kondisi mengantuk, dan sejak saat itu laut pun meniru gerakan pernapasan Tuhan berupa ombak yang pasang dan surut.”
Jumlah sloka dari masing-masing delapan belas mahapurana itu pun disebutkan. Shrila Jiva Gosvami mengutip dari Matsya Purana bahwa Shrila Vyasedava pertama menyusun purana-purana tersebut, kemudian menyusun Mahabharata yang berisi hakekat dari purana-purana tersebut.
Shrimad-bhagavatam pertama diajarkan kepada Dewa Brahma oleh Tuhan Yang Mahaesa, ketika Dewa Brahma kebingungan yang duduk di atas bunga padama yang tumbuh dari pusar Garbodakashayi Vishnu. Dari sini kita harus mengerti bahwa Shrimad-Bhagavatam abadi dan sama dengan kebenaran Mutlak.
Jika di bulan purnama bhadra, seseorang menaruh shrimad-bhagavatam pada dulang emas dan didermakan, dia akan menyapai tujuan spiritual tertinggi. Semua kita suci lainnya cemerlang di sidang para penyembah saleh, hanya sebelum Shrimad – Bhagavatam terdengar. Shrimad – Bhagavatam adalah lautan amrtita, hakekat dari seluruh filsafat Vedanta. Orang yang merasa puas dari amirtanya, tak akan tertarik lagi kepada sastra lainya.
Namna-ganam yatha ganga
Devanam achyuto yatha
Vaishnavanam yatha sambhuh
Purananam idam tatha
“Gangga adlaha sungai terbesar. Tuhan Achuta yang tertinggi dari semua dewa dan Dewa Shiva adalah yang terbesar diantar avaishnava. Begitulah, Shrimad – Bhagavatam adalah yang terbesar dari semua purana”
“Shrimad – Bhagavatam puranam amalam yad – vaishnavanam priyam…
“Shrimad – Bhagavatam adalah purana nirmala dan amat sayang kepada par aVaishnava. Orang yang serius memahami Shrimad – Bhagavatam, yang dengan benar mendengar dan mengucapkan dengan bhakti, sepenuhnya dibebaskan.”
Sloka akhir dari Shrimad – Bhagavatam:
Nama Sankirtana yasya
Sarva-papa –[ramasjama,
[rama,p dijlja-samanas
Tam namami harim param
“Aku bersujud penuh hormat kepada Hari, Tuhan Yang Tertinggi, pengucapan nama-Nya secara bermai-rama menghancurkan segala reaksi dosa, dan memanjatkan puji dan puja kepada Dia, yang menghapuskan segala penderitaan material.”
Hare Krishna hare Krishna
Krishna krishan hare hare
Hare rama hare rama
Rama rama hare hare
Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Bali.
Penerjemah : Mahesvasa dasa ( I Made Ridjasa )
Soma, Kliwon, Krulut, 8 Oktober 2012
Kajeng Kliwon, Sasih Kapat, Warsa / Saka 1934